Ihsan dan Taqwa
Ihsan
Makna ihsan secara bahasa adalah memperbaiki amal dan
menekuninya, serta meng-ikhlaskannya. Sedangkan menurut syari’at, pengertian
ihsan sebagaimana penjelasan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam:"Engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, maka jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihatmu".Dalam Islam, orang baik itu disebut muhsin (tunggal) atau muhsinin (jama’).
Asal katanya ahsana yang berarti “berbuat baik” atau “kebaikan”. Pelakunya (‘amil) disebut muhsin, yaitu orang yang berbuat baik atau melakukan kebaikan.Istilah muhsinin banyak ditemukan dalam Al-Quran. Dalam firman-Nya itu, Allah SWT banyak menyebutkan ciri-ciri muhsinin dan betapa Dia menyukai mereka.Ciri-ciri orang-orang baik (muhsinin) –berdasarkan ayat-ayat Al-Quran– antara lain:
- Takwa kepada Allah SWT
- Gemar bersedekah atau menginfakkan hartanya di jalan
Allah (untuk kepentingan Islam dan kaum Muslim) –baik dalam keadaan lapang
maupun sempit
- Dapat menahan amarah
- Senantiasa memaafkan kesalahan orang lain.
- Sabar di dalam menghadapi semua keadaan
- Bersungguh-sungguh di dalam melaksanakan perintah Allah
SWT
- Senantiasa menegakkan shalat
- Senantiasa ingat kepada Allah.
- Jika berbuat dosa segera meminta ampun dan bertobat
- Berpedoman kepaa Al-Quran dalam menjalani hidupnya.
Taqwa
Taqwa adalah kumpulan semua kebaikan yang hakikatnya merupakan
tindakan seseorang untuk melindungi dirinya dari hukuman Allah dengan
ketundukan total kepada-Nya. Asal-usul taqwa adalah menjaga dari kemusyrikan,
dosa dan kejahatan dan hal-hal yang meragukan (syubhat).
Seruan Allah pada surat Ali Imran ayat 102 yang berbunyi, “Bertaqwalah kamu sekalian dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu sekali-kali mati kecuali dalam keadaan muslim”, bermakna bahwa Allah harus dipatuhi dan tidak ditentang, diingat dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak dikufuri.
Seruan Allah pada surat Ali Imran ayat 102 yang berbunyi, “Bertaqwalah kamu sekalian dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu sekali-kali mati kecuali dalam keadaan muslim”, bermakna bahwa Allah harus dipatuhi dan tidak ditentang, diingat dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak dikufuri.
Ciri-ciri muttaqin yang paling elementer digambarkan pada QS 2: 2-5. Mereka
adalah orang yang (1) beriman pada yang ghaib, (2) menegakkan shalat, (3)
meninfakkan sebagian rezki mereka, (4) meyakini Al Quran dan kitab-kitab suci
terdahulu, (5) meyakini kehidupan di akhirat. Mereka adalah orang yang mendapat
petunjuk dan kebahagiaan di dunia.
Ciri-ciri muttaqin pada level intermediate digambarkan pada QS 3: 133-135. Mereka adalah orang yang (1) tetap berinfak baik dalam keadaan lapang ataupun sempit, (2) menahan marah dan mudah memaafkan orang lain, (3) cepat-cepat ingat pada Allah ketika terlanjur berbuat dosa , segera minta ampun dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Dengan tegas Allah mengatakan bahwa mereka adalah seorang muhsin. Ganjaran bagi mereka bukan saja petunjuk dan kebahagiaan di dunia, tetapi bagi merereka ampunan dan surga.
Tags: AGAMA