Penciptaan manusia




PENCIPTAAN MANUSIA

1.       PENCIPTAAN MANUSIA

·         Unsur penciptaan manusia
Al Qur’an menyebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam unsur/tahapan.
- Pertama            : “Shal-shal” yang diartikan Tanah kering atau setengah kering yakni “Zat
                  pembakar” atau Oksigen.(Ar-Rahman 14)
- Kedua                                : “Fakhkhar” yang maksudnya ialah “Zat Arang”atau Carbonium.
- Ketiga                 : “Hamaa-in” ialah “Zat Lemas” atau Nitrogenium.(Al Hijr 28)
- Keempat           : “Thien” (tanah) ialah “Atom zat air” atau Hidrogenium.(As Sajadah 17)
- Kelima                : “Lazib” (tanah liat) ialah “Zat besi” atau ferrum.( Ash Shaffaat 11)
- Keenam            : “Turab” (tanah) yang dimaksud ialah: “Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam
                  tanah” yang dinamai “zat-zat anorganis”.( Ali Imran 59)
- Ketujuh             : Di surat Al Hijr ayat 28: “Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu
   Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (Ruh daripada-Ku)”

·         Proses penciptaan menurut Al-Quran
Al Qur'an dan telah menjelaskan secara periodik dan sistematik tentang tahap-tahap perkembangan embrio dalam rahim, Allah Ta`ala berfirman : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al Mu'minun 12-14).
Dari firman di atas menunjukkan bahwa Allah Ta`ala menciptakan manusia melalui fase-fase berikut :
-          Nuthfah
Nuthfatun adalah sperma laki-laki dan sel telur perempuan yang telah bertemu dan terjadi pembuahan kemudian terjadi perubahan dari keadaan yang satu kepada yang lain dan dari bentuk yang satu kepada bentuk yang lain.Air mani yang tersusun dari berbagai campuran tersebut telah disebutkan dalam Al- Qur'an."Yang membuat segala sesuatu  yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani)". (QS. As Sajdah : 7-8).
   Kata-kata sulalah (saripati) pada ayat tersebut  merupakan bagian yang mendasar atau "bagian dari satu kesatuan".
-          Alaqah
Alaqah secara bahasa mempunyai arti sesuatu yang mengambang atau menempel, sedangkan pada 'alaqah  ini embrio berbentuk segumpal darah sebagaimana ditegaskan Allah SWT : "Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah" (QS. Al 'Alaq : 2)
Alaqah merupakan bahan dasar bayi yang berupa sel tunggal, dalam istilah biologi sel ini disebut zigot sebagai "segumpal darah", istilah 'alaqah ini juga tersebut dalam firman Allah SWT : "kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya,dan menyempurnakannya". (QS. Al Qiyamah : 38).
-          Mudghah
Mudghah yang mempunyai arti segumpal daging ini merupakan fase yang mana berbentuk lengkung, dengan penampakan gelembung-gelembung serta alur-alur.
Embrio yang tumbuh berumur 40-42 hari tidak lagi mirip dengan embrio hewan karena sudah dilengkapi dengan pendengaran, penglihatan, kulit, otot dan tulang sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi SAW dari Hudzaifah ibnu Asid : "Ketika nuthfah telah lewat 42 malam dari penciptaan, Allah Ta`ala mengirim malaikat untuk membentuknya dan menciptakan pendengaran, penglihatan, kulit, otot dan tulang. Kemudian malaikat bertanya : Ya Allah, ini akan dijadikan laki-laki atau perempuan ? Dan Allah memutuskan apa yang dikehendakiNya, .." (HR. Muslim)


Dalam tahap ini sudah berlaku pembentukan otak, saraf tunjang, telinga dan anggota-anggota yang lain. Selain itu sistem pernafasan bayi sudah terbentuk. Jantung bayi pula mula berdengup,darah mulai mengalir dengan lebih banyak membekalkan oksigen dan pemakanan yang secukupnya. Menjelang tujuh minggu sistem pernafasan bayi mula berfungsi sendiri.
-          Izam dan Lahm
Pada tahap ini pembentukan tulang mendahului pembentukan oto-otot. Apabila tulang belulang telah dibentuk, otot-otot akan membungkus rangka tersebut.Firman Allah yang bermaksud :
"Lalu Kami mengubahkan pula mudghah itu menjadi izam da kemudiannya Kami membalutkan Izam dengan daging" (al-Mukminun : 14)
Kemudian pada minggu ketujuh perut dan usus , seluruh saraf, otak dan tulang belakang mulai terbentuk. Serentak dengan itu sistem pernafasan dan saluran pernafasan dari mulut ke hidung dan juga ke paru-paru mula kelihatan. Begitu juga dengan organ pembiakan, kelenjar, hati, buah penggang, pundi air kencing dan lain-lain terbentuk dengan lebih sempurna lagi. Kaki dan tangan juga mula tumbuh. Begitu juga mata, telinga dan mulut semakin sempurna. Pada minggu kelapan semuanya telah sempurna dan lengkap.
-          Peniupan ruh
Ruh merupakan penggerak dan pertanda dari kehidupan seorang hamba, tanpa adanya ruh maka jasad yang telah terbentuk tidak akan sempurna.Allah Ta`ala berfirman : "Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah "Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al Isra' : 85)
Proses peniupan ruh oleh malaikat tersebut diiringi dengan proses penentuan rizkinya, ajalnya, amalnya dan ia celaka atau bahagia. Proses peniupan ruh pada embrio tersebut ketika berumur 120 hari sebagaimana disebutkan pada hadits dari  Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas'ud RA.
Hal lain yang disebutkan dalam Al Qur'an adalah bahwa embrio terselubungi oleh tiga kegelapan "dzulumatin tsalats". Para pakar embriologi menyebutkan bahwa maksud dari tiga tabir kegelapan itu adalah ; 1. Dinding bagian dalam perut ibu, 2. Dinding uterus, dan 3. Membran amniokorionik. Maha benar Allah Ta`ala dengan firmanNya : "…Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan…". (QS. Az Zumar : 6).

·         Proses penciptaan menurut ilmu embriologi
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
-          Fase Fertilisasi
Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zigot dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.
-          Fase Embrionik
Fase embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. 3 tahapan fase embrionik yaitu :
a.Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus.
b.Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan.
c.Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.


Tahapan-Tahapan perkembangan pada masa embrio
Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.
Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).
Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi)
Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram.
Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah terbalik. Bayi siap untuk dilahirkan

2.       FITRAH DAN KODRAT MANUSIA

Dalam Al-Qur’an, dalam surat Ar-Rum ayat 30 dijelaskan, yaitu :
“Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama dengan selurus-lurusnya (sesuai dengan kecenderungan asli) itulah fitrah Allah yang Allah menciptakan manusia diatas fitrah itu tak ada perubahan atas fitrah ciptaannya. Itulah agama yang lurus namun kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.”
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa fitrah adalah suatu perangkat yang diberikan oleh Allah yaitu kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan berkarya yang disebut dengan potensialitas dan manusia diciptakan Allah dalam struktur yang paling tinggi, yaitu memiliki struktur jasmaniah dan rohaniah yang membedakannya dengan makhluk lain.Ada beberapa pendapat tentang fitrah manusia yaitu :
a.       Pandangan Fatalis
Pandangan fatalis mempercayai bahwa setiap individu, melalui ketetapan Allah Azza wa jalla adalah baik atau jahat secara asal, baik ketetapan semacam ini terjadi secara semuanya atau sebagian sesuai dengan rencana Tuhan.
b.      Pandangan Netral
c.       Pandangan Positif
Menurut Ibnu Taimiyyah semua anak terlahir dalam keadaan fitrah dalam suatu keadaan kebajikan bawaan dan lingkungan sosial itulah yang menyebabkan seorang individu menyimpang dari keadaan ini.
Begitupun Shari’ati berpandangan bahwa manusia adalah berdimensi-ganda dengan sifat dasar ganda, suatu susunan dari dua kekuatan, bukan saja berbeda, tetapi juga berlawanan. Yang satu cenderung turun pada materi dan yang lain cenderung naik pada Ruh suci (ciptaan)Allah.




Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah yang cenderung menganut agama yang lurus. Mereka memiliki kecenderungan untuk mengenal Tuhan, berpihak pada kebenaran, berbuat kebajikan Fitrah diungkap dalam Al-qur’an sebanyak 20 kali yang tergelar di dalam 17 surat, antara lain yang terdapat dalam surat Ar-rum ayat 30 yang artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetapkan atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan orang tidak mengetahuinya”
Firman tersebut menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT menurut fitrahnya. Fitrah ini merupakan citra manusia yang penciptaannya tidak ada perubahan, sebab jika berubah maka eksistensi manusia menjadi hilang. Namun secara aktual, citra itu dapat berubah sesuai dengan kehendak dan pilihan manusia sendiri. Dengan adanya fitrah, maka manusia dapat memilih dan memilah antara kebenaran dan kesalahan serta antara kebaikan dan keburukan.
3.       POTENSI POTENSI MANUSIA

Dalam diri manusia terdapat potensi yang positif dan juga negatif. Adapun potensi atau segi positifnya antara lain adalah :
1. Manusia adalah khalifah Tuhan di bumi.
2. Manusia mempunyai kapasitas intelegensi yang paling tinggi dibandingkan dengan semua makhluk yang lain.
3. Manusia mempunyai kecenderungan dekat dengan Tuhan.
4. Manusia dikaruniai pembawaan yang mulia dan martabat.
5. Manusia tidaklah semata-mata tersentuh oleh motivasi duniawi saja.
Sedangkan dari segi negatifnya, Al-qur’an telah menyatakan dalam beberapa ayat yaitu bahwa manusia itu keji dan bodoh. Adapun ayat tersebut antara lain terdapat dalam Q.S. Al-Ahzab : 72 yang artinya : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.

4.       DIMENSI-DIMENSI MANUSIA

Manusia memiliki empat dimensi, yaitu : Tubuh, Pikiran, Hati dan Jiwa. Semua filsafat dan agama, baik Barat maupun Timur, sejak awal sejarah, pada dasarnya mencatat keempat dimensi tersebut : Fisik/Ekonomi), Mental/Intelektual, Sosial/Emosional dan Spiritual. Seringkali digunakan istilah yang berbeda, tetapi semuanya mencerminkan empat dimensi kehidupan yang universal itu. Ada 4 macam dimensi yang akan dibahas kali ini yaitu:

1)      Dimensi Keindividualan
 Menurut seorang pakar pendidikan yang tersohor di Belanda “Setiap anak manusia dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang lain. Tidak ada diri individu yang identik di muka bumi, bahkan dua anak kembar yang berasal daru satu telur pun.Secara fisik mungkin bentuk muka sama tetapi terdapat perbedaan mengenai matanya.Secara kerohanian mungkin kapasitas intelegensinya sama, tetapi kecendrungan dan perhatiannya terhadpa sesuatu berbeda.

2)      Dimensi Kesosialan
 Setiap bagi yang lahir dikaruniai potensi sosialitas (M.J Langeveld, 1955) pernyataan tersebut diartikan bahwa setiap anak dikarunia benih kemungkinan dorongan untuk bergaul, setiap orang ingin bertemu dengan sesamanya.

3)       Dimensi Kesusilaan
 Susila berasal dari akta Su dan Sila yang artinya kepantasan yang lebih tinggi. Akan tetapi, di dalam kehidupan bermasyarakat itu diartikan kejahatan terselubung, karena itu maka pengertian Susila berkembang sehingga memiliki perluasan arti menjadi “kebaikan yang lebih”.Dalam bahasa ilmia sering digunakan dua macam istilah yang mempunyai konotasi berbeda yaitu: etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan etika (persoalan kebaikan).

4)      Dimensi Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah mahluk religius, sejak dahulu kala sebelum manusia mengenal agama mereka telah percaya bahwa di luar alam yang dapat dijangkau dengan perantaraan indranya, diyakini dengan adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam semesta ini. Untuk dapat berkomunikasi dan mendekatkan diri kepada kekuatan tersebut diciptakan mitos-mitos.


5.       MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki kedudukan dan diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan menentukan, sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Kebebasan manusia sebagai khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang dimiliki tidak menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.
Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hukum-hukum Tuhan baik yang tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam kandungan alam semesta (al-kaun).
Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba allah, bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak terpisahkan. Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian kepada allah yang menciptakannya.

Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan , wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.

Namun,tugas utama manusia adalah beribadah kepada Allah SWT.Semua ibadah yang kita lakukan dengan bentuk beraneka ragam itu akan kembali kepada kita dan bukan untuk siapa-siapa.Patuh kepada Allah SWT,menjadi khalifah,melaksanakan ibadah,dan hal-hal lainnya dari hal besar sampai hal kecil yang termasuk ibadah adalah bukan sesuatu yang ringan yang bisa dikerjakan dengan cara bermain-main terlebih apabila seseorang sampai mengingkarinya.
Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajat manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah.

6.       MANUSIA SEBAGAI HAMBA

 Posisi manusia di alam atau kehidupan dunia ini, juga merupakan tujuan penciptaan manusia oleh Allah SWT, adalah sebagai hamba (‘abid). Sebagai hamba, tugas utama manusia adalah mengabdi (beribadah) kepada Sang Khaliq; menaati perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.



Hubungan manusia dengan Allah SWT bagaikan hubungan seorang hamba (budak) dengan tuannya. Si hamba harus senantiasa patuh, tunduk, dan taat atas segala perintah tuannya. Demikianlah, karena posisinya sebagai ‘abid, kewajiban manusia di bumi ini adalah beribadah kepada Allah dengan ikhlas sepenuh hati.

7.       MANUSIA SEMPURNA VS MANUSIA SETAN

Manusia sempurna dalam pandangan Ibnu ‘Arabi yaitu manusia yang mampu memanifestasikan Nama-nama Ilahiyah atau Atribut-atribut Tuhan secara paripurna. Ibnu ‘Arabi mengatakan bahwa manusia sempurna atau insan kamil pada satu sisi (sisi ontologis) merupakan wadah tajalli (penampakan lahir) yang paling sempurna dari citra Tuhan, di sisi lain (sisi mistis) ia merupakan manusia yang telah menyadari kesatuan realitasnya dengan Tuhan. Dapat dikatakan bahwa yang menjadi ciri-ciri Manusia sempurna adalah manusia yang mampu menampilkan sifat-sifat Allah sejauh yang mungkin dipikul oleh manusia, sampai pada batas yang paling mungkin di alam fana ini.
Sedangkan yang dimaksud manusia setan di mana seorang manusia yang berupaya menjauhkan kita dari pengetahuan tentang ke-ESA-an (Tauhid) dan Takdir, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut telah diintervensi oleh setan.
Alasan utama para setan berusaha menjauhkan manusia dari dua ajaran pokok tersebut adalah karena kedua ajaran pokok itulah yang merupakan benteng kuat yang menyelamatkan manusia dari bayangan tuhan-tuhan ilusi sehingga cepat atau lambat manusia akan mampu menyadari akan Tuhan yang sebenarnya. Jadi,  sebenarnya setiap manusia berpotensi besar untuk menjadi pemilik tauhid sejati.
Setan menghalangi manusia mengakses energi spiritual paling ultimat, yaitu menjadi wakil Tuhan di bumi yang menebarkan rahmat bagi seluruh alam.
وَمَا كَانَ لَهُ عَلَيْهِم مِّن سُلْطَانٍ إِلَّا لِنَعْلَمَ مَن يُؤْمِنُ بِالْآخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِي شَكٍّ وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ
Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu. (Saba:21)
Setan amat takut manusia memahami tauhid karena orang-orang tauhid paling sulit digoyahkan akidahnya dari sisi akal maupun keimanan. Dan ini berarti semakin sedikit golongan manusia yang akan menemani mereka di neraka.




 

Categories

About Me

Foto Saya
Arvinni..
Makassar
Nama lengkap Arvinni Dwi Oktavia,kelahiran Bulukumba 16 Oktober 1993..Duduk dibangku kuliah Prodi Sosial Ekonomi,Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin angkatan 2011. Seorang calon Sarjana Perikanan dan pengusaha sukses dalam bidang perikanan.AMIN! :)
Lihat profil lengkapku

Our Partners

© 2010 Mari Belajar... All Rights Reserved Thesis WordPress Theme Converted into Blogger Template by Hack Tutors.info